Powered By Blogger

Selasa, 04 Oktober 2011

karya tulis ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
       Pekerjaan rumah (PR) dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru, sekolah atau lembaga pendidikan, dan harus diselesaikan oleh siswa di rumah atau saat tidak menghadiri kelas. PR terbagi menjadi 3 jenis yaitu: latihan (practice), preparasi (preparation), dan ekstensi (extension). Apabila guru mengajari rumus baru, PR yang diberikan berupa soal-soal untuk menerapkan rumus yang sudah diajarkan, ini jenis PR yang bersifat latihan. Kalau tugas PR diberikan agar siswa mempersiapkan bahan untuk pelajaran yang akan datang, ini adalah jenis PR yang bersifat preparasi. Sedangkan PR jenis ekstensi, PR ini biasanya dibuat agar siswa mampu mengembangkan ilmu yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Menurut pernyataan PTA Nasional dan National Education Association (NEA), jumlah berikut pekerjaan rumah yang direkomendasikan adalah:
  • Dari TK sampai kelas tiga, tidak lebih dari 20 menit per hari.
  • Dari kelas empat sampai kelas enam, 20 sampai 40 menit per hari.
  • Dari kelas tujuh sampai kelas dua belas, jumlah yang disarankan waktu bervariasi sesuai dengan jenis dan jumlah mata pelajaran seorang siswa mengambil. Namun tidak berlebihan hingga menyebabkan kontraproduktif.
       Disisi lain, tujuan dari pembuatan PR hanyalah sebatas sarana mengulang pelajaran yang telah dibahas di sekolah atau persiapan materi yang akan dipelajari mendatang. Pemberian PR tersebut bisa menghasilkan manfaat seperti mengajarkan siswa untuk bersosialisasi, membantu siswa mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan pekerjaan, meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan siswa, dapat melatih dan menumbuhkan kebiasaan belajar, dan dapat menumbuhkan rasa kemandirian, kedisiplinan serta tanggung jawab.
       Dilihat dari keterangan diatas penulis berhipotesa bahwa PR adalah tugas yang diberikan guru, dan murid mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakannya saat sedang tidak menghadiri kelas. Dapat berjumlah banyak atau sedikit, dapat bersifat sulit atau mudah, dan bersifat menarik atau membosankan, sesuai dengan guru yang bersangkutan. Namun apakah PR mempunyai dampak besar dan positif terhadap hasil belajar siswa full day school, atau bahkan sebaliknya. Sedangkan mereka sudah menghabiskan ± 8 jam berada di sekolah untuk belajar, jika masih diberi PR mungkin mereka harus mengorbankan waktu bersama keluarga, waktu tidur, dan mengganggu liburan akhir pekan. Secara tidak langsung muncul anggapan bahwa PR adalah suatu beban, yang kemudian menyebabkan stress. Dan berdampak pada hasil belajar mereka. Tapi semua itu tergantung bagaimana mereka meyikapinya.
       Dari latar belakang yang telah penulis uraikan, telah jelas bahwa penulis ingin mengetahui dampak Pekerjaan Rumah (PR) terhadap hasil belajar siswa full day school.

1.2 Identifikasi Masalah
1.      Apakah siswa full day school perlu mendapatkan PR?
2.      Apakah tingkatan PR yang terlalu sulit dan banyak dapat menjadi beban atau tekanan pada siswa sehingga menyebabkan stress dan memperburuk psikisnya?
3.      Apakah PR sekolah membantu siswa melatih pelajaran yang sudah dipelajari?
4.      Apakah semakin banyak PR yang dikerjakan maka hasil belajar semakin baik untuk siswa dan menjamin prestasi akademiknya?
5.      Apakah PR sekolah menimbulkan sifat buruk pada siswa?
6.      Apakah PR sekolah membangun karakter, kebiasaan kerja, dan keterampilan akademik?
7.      Apakah PR sekolah merampas waktu bermain, tidur, kebersamaan keluarga dan waktu latihan yang siswa butuhkan untuk pembangunan fisik, emosional, dan neurologis yang tepat?
8.      Apakah tindakan guru memberikan PR berlebihan dan memberi sanksi jika tidak membuat PR termasuk tindakan bullying?
9.      Bagaimana dengan PR sekolah yang diberikan terus menerus setiap hari bagi perkembangan siswa?





1.3  Pembatasan Masalah
       Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan penulis akan membatasi masalah mengenai, sebagai berikut :
1.      Apakah siswa full day school perlu mendapatkan PR?
2.      Apakah pemberian PR berdampak positif terhadap hasil belajar siswa?
3.      Apakah tingkatan PR yang terlalu sulit dan banyak dapat menjadi beban atau tekanan pada siswa?

1.4  Perumusan Masalah
       Berdasarkan pembatasan masalah diatas penulis ingin menyampaikan tentang  ”Dampak Pemberian Pekerjaan Rumah ( PR ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Full Day School

1.5  Tujuan Penelitian
       Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diberikan oleh PR untuk meningkatkan hasil belajar atau prestasi akademik siswa full day school. Dan mengetahui dampak negatif dan positif dari pemberian PR sekolah.

1.6  Manfaat Penelitian
1.      Bagi orangtua
Agar orang tua mengetahui bahwa perlunya peran dan perhatian orangtua kepada anak jika anak mendapat PR, untuk menjalin komunikasi dan interaksi keluarga yang baik.
2.      Bagi siswa
Agar siswa dapat menyikapi lebih baik tentang pemberian PR, kerjakanlah PR dengan senang hati. Tidak sepenuhnya PR membawa efek negatif.
3.      Bagi pengajar atau pendidik
Agar pengajar atau pendidik mengetahui cara yang baik untuk memberikan PR kepada anak, dan anak  yang bersangkutan pun dapat dengan senang hati mengerjakan PR yang diberikan, tanpa beban dan tekanan. Salah satu caranya adalah no overgiven homework.
4.      Bagi penulis
Agar penulis mengetahui cara menyikapi PR yang baik, dan memberi sugesti kepada diri bahwa PR tidak untuk dijadikan beban dan tekanan, tetap dikerjakan namun tidak terlalu memaksakan.




                                      


   



BAB II
LANDASAN TEORITIS
Dampak Pekerjaan Rumah (PR) Terhadap Hasil Belajar Siswa Full Day School
2.1  Definisi Dampak
       Dampak mempunyai beberapa definisi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dampak adalah benturan atau pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif).
       Sedangkan menurut kamus kompetensi, dampak adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini menekankan pada keinginan untuk mempengaruhi atau menimbulkan dampak pada orang lain. Namun Menurut beberapa kamus online, dampak adalah ukur dari berwujud dan tidak berwujud efek (konsekuensi) dari satu hal atau entitas tindakan atau pengaruh terhadap yang lain, [Kata benda] yang mencolok dari satu tubuh terhadap yang lain, [Kata benda] konsekuensi kuat, sebuah efek yang kuat, [Kata benda] interaksi kekerasan dari individu atau kelompok masuk ke dalam pertarungan, dan [Verbal] berpengaruh terhadap sesuatu
       Jadi yang dimaksud dampak dalam karya ilmiah ini adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya.
2.2 Definisi Pekerjaan Rumah ( PR )
       Untuk melatih dan menumbuhkan keinginan belajar seorang siswa biasanya guru memberikan tugas harian atau perkerjaan rumah yang umumnya disebut sebagai PR sekolah. PR sekolah mempunyai beberapa definisi dari berbagai sumber mulai dari blog, kamus online, bahkan dari seorang siswa itu sendiri. Menurut sebuah blog, PR adalah Pekerjaan rumah adalah pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru, sekolah atau lembaga pendidikan, harus diselesaikan oleh siswa di rumah atau saat tidak menghadiri kelas. Namun Menurut McDermott, Goldman, dan Varennne, 1984, Pekerjaan Rumah adalah fakta sederhana dan baik diterima.
       Sedangkan beberapa kamus online mempunyai definisi dengan kata – kata berbeda namun bermakna sama. Mereka menyebutkan bahwa PR adalah pekerjaan yang seorang guru berikan kepada siswa untuk melakukannya diluar kelas, pekerjaan seorang siswa di sekolah yang diminta untuk melakukan di rumah, pekerjaan yang dilakukan di rumah khususnya sekolah latihan yang ditetapkan oleh guru, pekerjaan seperti sekolah atau sepotong kerjaan yang dilakukan di rumah, [Kata kerja] tugas sekolah persiapan dilakukan di luar sekolah (terutama di rumah), pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru yang akan diselesaikan di rumah, definisi untuk pekerjaan rumah hanya sekedar pekerjaan yang dilakukan di rumah dari pengulangan pelajaran di sekolah pada hari itu, sesuatu yang diberikan kepada seseorang seperti tugas atau tanggung jawab, berlatih sesuatu untuk belajar atau meningkatkan beban tambahan atau peningkatan jumlah tugas pada to-do list (daftar yang harus dilakukan), sesuatu yang tampaknya ekstrakurikuler, "pada margin," tangensial, atau di luar ruang lingkup kegiatan utama atau fokus (sebagai PR adalah pekerjaan tambahan yang harus dilakukan di luar kelas), studi atau pekerjaan persiapan lainnya dilakukan sebelum beberapa kegiatan yang biasanya digunakan untuk kegiatan persiapan signifikansi atau konsekuensi untuk pelaku seperti, calon tidak melakukan pekerjaan rumah dengan baik dan kalah dalam perdebatan.
       Pada kesempatan lain seorang siswa dari sekolah smart ekselensia bernama Rofiq berpendapat bahwa PR adalah tugas yang berguna untuk melatih pemahaman asalkan siswa sudah memahami konsep yang diberikan guru.
       Namun Wikipedia, salah satu situs terbesar di internet  mengartikan  PR adalah tugas pekerjaan rumah yang mengacu pada tugas yang diberikan kepada siswa oleh guru mereka akan selesai sebagian besar di luar kelas, dan mendapatkan namanya dari fakta bahwa kebanyakan siswa melakukan sebagian besar pekerjaan tersebut di rumah.
       Dari semua definisi yang telah disebutkan penulis menyimpulkan bahwa PR adalah pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru, sekolah atau lembaga pendidikan dari pengulangan pelajaran pada hari itu, dan merupakan suatu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh siswa di rumah atau saat tidak menghadiri kelas.
2.3 Definisi Hasil Belajar
       Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
       Namun Woordworth mengatakan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
       Lain halnya dengan Bloom yang merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
                               I.            Enam tingkatan ranah kognitif :
a)      Pengetahuan atau ingatan
b)      Pemahaman
c)      Penerapan
d)     Sintesis
e)      Analisis
f)       Evaluasi
                            II.            Lima tingkatan ranah psikomotorik
a)      Peniruan (menirukan gerak)
b)      Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c)      Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d)      Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
e)      Naturalisasi  (melakukan gerak secara wajar)
                         III.            Lima tingkatan ranah afektif
a) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b)      Merespon (aktif berpartisipasi)
c) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu)
d)     Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya)
e) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup).
       Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
       Sedangkan Menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
       Pendapat lain tentang definisi hasil belajar menurut Oemar Hamalik adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
       Terakhir adalah definisi hasil belajar menurut Howard Kingsley. Ia mengatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dan Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
       Jadi pengertian hasil belajar dalam karya tulis ini menurut pendapat penulis adalah suatu puncak proses belajar yang akan menyebabkan perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
2.4 Definisi Siswa
       Siswa merupakan salah satu peran penting dalam suatu pembelajaran selain guru dan sesuatu pembelajaran yang diajarkan. Siswa mempunyai berbagai definisi dari berbagai sumber. Yang pertama menurut salah satu situs tanya jawab di internet. Mereka mengatakan siswa adalah seseorang yang terlibat dalam penelitian, salah yang dikhususkan untuk belajar. Seorang pelajar, seorang murid, sarjana, terutama, orang yang menghadiri sebuah sekolah, atau yang mencari pengetahuan dari guru profesional atau dari buku-buku, seperti, para mahasiswa akademi, sebuah perguruan tinggi, atau universitas, seorang mahasiswa kedokteran, mahasiswa keras.
       Selanjutnya menurut Wikipedia, salah satu situs terbesar di internet juga. Situs ini mengatakan bahwa siswa adalah pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Di beberapa negara, istilah bahasa Inggris (atau kognitif dalam bahasa lain) adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak sekolah di bawah usia delapan belas tahun disebut murid dalam bahasa Inggris (atau yang setara dalam bahasa lain). Dalam penggunaannya luas, mahasiswa digunakan untuk siapa saja yang belajar.
       Jadi menurut pendapat penulis siswa itu merupakan individu manusia yang memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Setiap individu pastinya memiliki potensi, intelegensi yang berbeda dengan yang lainnya. Semua itu akan membentuk kepribadian yang unik dan khas. Siswa yang satu akan berbeda dengan siswa yang lain.
2.5 Definisi Full Day School
       Sistem belajar secara full day school telah banyak diterapkan di sekolah – sekolah di Indonesia. Menurut sebuah blog bernama suharwatu5.blogspot.com full day school adalah salah satu karya cerdik para pemikir dan praktisi pendidikan untuk menyiasati minimnya control orang tua terhadap anak di luar jam-jam sekolah formal sehingga sekolah yang awalnya dilaksanakan 5 sampai 6 jam berubah menjadi 8 bahkan sampai 9 jam.
       Disamping itu sebuah situs pemerintah yaitu Lipi.go.id berdefinisi bahwa Kata full day school berasal dari bahasa inggris. Full artinya penuh, day artinya hari sedang school artinya sekolah. Jadi, full day school merupakan sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakuakan mulai pukul 06.45-15.00 dengan durasi istirahat setiap 2 jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi .
       Namun di sisi lain Sukur basuki  berpendapat bahwa full day school adalah sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang sebenarnya menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru
       Sedangkan menurut Sismanto, full day school merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran Islam secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa. Biasanya jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat Dhuhur sampai sholat Ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul 07.00 WIB pulang pada pukul 16.00 WIB.
       Jadi menurut pendapat penulis full day school adalah sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang sebenarnya menyenangkan bagi siswa dan memudahkan untuk bersosialisasi dengan teman serta membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru.




BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI IPA Unggulan I dan II yang berada di Gedung Pembelajaran 3 SMA PLUS PGRI CIBINONG Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Rencana penelitian akan dilaksanakan selama 4 hari.
3.2  Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode angket seperti pembagian angket atau questionare dan hasil belajar berupa nilai raport terhadap siswa yang bersangkutan. 
3.3  Teknik Penelitian
3.2.1        Teknik Pengumpulan Data
a.      Pekerjaan Rumah (PR)
Definisi Konseptual
       Pekerjaan rumah adalah pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru, sekolah atau lembaga pendidikan dari pengulangan pelajaran pada hari itu, dan merupakan suatu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh siswa di rumah atau saat tidak menghadiri kelas.


b.      Hasil Belajar
Definisi Konseptual
       Hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar yang akan menyebabkan perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Instrumen
Tabel 1 Student Questionaire
No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
Alasan
1
Menurut anda, apakah pemberian PR kepada siswa itu perlu ?



2
Setelah pelajaran selesai, pernahkah guru memberikan anda PR untuk membantu memahami apa yang telah diajarkan?



3
Pernahkah anda diberi PR sebagai bahan persiapan menghadapi pelajaran mendatang ?



4
Pernahkah anda diberi PR agar ilmu yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ?



5
Apakah PR yang diberikan dapat diselesaikan dalam waktu antara 1,5 sampai 2,5 jam setiap harinya ?



6
Apakah banyaknya PR mengganggu kebersamaan anda dengan keluarga serta libur akhir pekan anda, bahkan  menyita waktu tidur anda?



7
Apakah PR membantu anda untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang tua ?



8
Apakah PR membantu anda untuk lebih meningkatkan akses informasi seperti perpustakaan sekolah, internet dan lainnya ?



9
Menurut anda, apakah rajin mengerjakan PR yang banyak membantu anda meningkatkan nilai hasil belajar (raport)?



10
Apakah PR membantu anda dalam mengerjakan soal – soal ulangan?



11
Dari semua pertanyaan yang diberikan mana yang anda pilih :
a.       Anda mendapat PR yang banyak dan  sulit
b.      Anda mendapat PR yang mudah, sedikit, tapi menarik. (no overgiven homework system)
c.       Anda tidak mendapat PR sama sekali dengan syarat mengerti dan paham pelajaran yang telah disampaikan. (no homework system)




Dalam tabel questionaire, nomor 2 membahas tentang PR jenis practice/penguatan, nomor 3 tentang preparation/persiapan dan nomor 4 tentang extension, dan pada akhir pertanyaan tentang pilihan bagaimana seharusnya PR diberikan menurut opini siswa.
3.2.2        Teknik Pengolahan Data
Tabel 2 Perhitungan Student Questionaire
No.
Ya
Tidak
Seri
Abstain
1
10
9
1
-
2
18
2
-
-
3
11
9
-
-
4
11
8
-
1
5
6
14
-
-
6
19
1
-
-
7
3
17
-
-
8
15
5
-
-
9
12
8
-
-
10
16
4
-
-
11
A
B
C
Abstain
-
11
8
1

       Pengolahan data yang digunakan adalah diagram pie dalam bentuk persen. Berikut adalah rumus pengolahan dalam bentuk persen :
 =           x =  . 100%
·         x          = hasil ( % )
·         20        = Jumlah sampel
·         n          = Jumlah suara yang memilih ya, tidak, abstain, dan seri
   ( khusus untuk nomor 11, yaitu memilih A, B, dan C )





3.4 Populasi dan Sampel
3.2.3        Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Unggulan 1 dan 2 SMA PLUS PGRI CIBINONG. Populasi siswa berjumlah 69. Tabel 3 Populasi
No
Kelas
Jumlah
Jumlah Total

Laki-laki
Perempuan

1
XI IPA Unggulan 1
18
18
36 siswa
2
XI IPA Unggulan 2
18
15
33 siswa

69 siswa

3.2.4        Sampel
Sampel penelitian ini diambil secara acak dengan menggunakan cara undian. Sampel yang diambil berjumlah 20 siswa. Tabel 4 Sampel
No
Kelas
Jumlah
Jumlah Total

Laki-laki
Perempuan

1
XI IPA Unggulan 1
3
7
10 siswa
2
XI IPA Unggulan 2
5
5
10 siswa

20 siswa


BAB IV
PEMBAHASAN
        Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisis lebih detail mengenai dampak pekerjaan rumah (PR) terhadap hasil belajar siswa full day school berdasarkan student questionare (angket), hasil belajar berupa nilai raport, dan data dari internet.
4.1 Definisi, Tujuan, dan Manfaat dari Pekerjaan Rumah
       Pekerjaan rumah (PR) dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang ditugaskan oleh seorang guru, sekolah atau lembaga pendidikan, dan harus diselesaikan oleh siswa di rumah atau saat tidak menghadiri kelas. PR terbagi menjadi 3 jenis yaitu: latihan (practice), persiapan (preparation), dan ekstensi (extension). Tujuan dari pembuatan PR hanyalah sebatas sarana mengulang pelajaran yang telah dibahas di sekolah atau persiapan materi yang akan dipelajari mendatang. Manfaat yang dapat diambil dari pemberian PR contohnya seperti mengajarkan siswa untuk bersosialisasi, membantu siswa mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan pekerjaan, meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan siswa, memenuhi persyaratan distrik sekolah, dapat melatih dan menumbuhkan kebiasaan belajar, dan dapat menumbuhkan rasa kemandirian, kedisiplinan serta tanggung jawab.


4.2 Penelitian Para Pakar Pendidikan dan Kesimpulannya
       Para pakar pendidikan telah banyak yang melakukan pengamatan dan penelitian tentang dampak pekerjaan rumah (PR) dengan hasil belajar siswa. Dari siswa TK hingga sekolah menengah atas. Berikut hasil penelitian dan penuturan mereka :
1.      Dr Updale menuturkan pekerjaan rumah tersebut akan membuat anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di dalam kamar atau rumah dibandingkan untuk bermain di luar. Masyarakat harus melepaskan diri dari asumsi bahwa pekerjaan rumah adalah sesuatu yang baik. Padahal anak-anak juga perlu ruang untuk diri mereka sendiri dan melakukan sesuatu yang diinginkannya, karena terkadang beban pekerjaan rumah ini terlalu mengganggu.
2.      Muhammad Rizal, Psi, psikolog pendidikan Universitas Indonesia. menuturkan tidak semua pekerjaan rumah mengganggu kehidupan keluarga atau sosial anak. Karena tergantung dari PR yang diberikan seperti apa dengan melihat jumlah serta tingkat kesulitannya. Saat ini memang ada beberapa sekolah yang sudah tidak memberikan PR lagi pada murid-muridnya karena anak-anak sudah belajar di sekolah dari pagi hingga sore hari. Untuk menentukan apakah pekerjaan rumah diangap perlu atau tidak bisa dilihat dari berapa banyak waktu yang sudah dihabiskan anak di sekolah serta apa tujuan dari diberikanya PR tersebut, apakah untuk membantu anak melatih pelajaran yang sudah dipelajari atau untuk memperkuat pelajaran selanjutnya. Pekerjaan rumah sebenarnya juga bisa mengajarkan anak untuk bersosialisasi, karena jika anak tidak bisa mengerjakannya maka ia akan bertanya pada orangtua atau kakaknya.
3.      Prof. Harris Cooper, salah satu peneliti terkemuka di bidang ini, dan juga penulis buku The Battle Over Homework: Common Ground for Adminstrators, Teachers, and Parents. Sekolah harus mengikuti aturan “10 menit per malam per level kelas”. Jadi, untuk anak kelas 1 SD maka waktu mengerjakan PR maksimal 10 menit per malam. Untuk kelas 2 SD maksimal 20 menit. Demikian seterusnya.
Prof. Cooper melakukan penelitian tentang pekerjaan rumah (PR) dan hasil review yang dilakukan Prof Cooper, pada tahun 2001, atas lebih dari 120 studi mengenai PR dan efeknya, dan ditambah lagi dengan review, pada tahun 2006, terhadap 60 studi lainnya, dengan topik yang sama, ternyata diperoleh data bahwa hampir tidak ada korelasi antara jumlah PR dan prestasi akademik di SD. Sedangkan untuk level sekolah menengah (SMP/SMU) terdapat korelasi yang moderat antara jumlah PR dan prestasi akademik. Namun jika PR yang diberikan terlalu banyak, di sekolah menengah, justru akan kontraproduktif. Harris Cooper, menyimpulkan setelah sebuah tinjauan komprehensif yang PR tidak meningkatkan prestasi akademik untuk siswa sekolah dasar. Cooper menganalisis puluhan mahasiswa dan menemukan bahwa anak-anak yang ditugaskan PR di sekolah menengah dan tinggi benar-benar skor "agak" lebih baik pada tes standar, tetapi anak-anak yang melakukan 60 sampai 90 menit PR di sekolah menengah dan lebih dari 2 jam di sekolah tinggi skor benar-benar buruk.
4.      David Baker dan Gerald LeTendre, profesor pendidikan dan penulis buku National Differences, Global Similarities: World Culture and the Future of Schooling, negara-negara yang terkenal dengan pendidik yang memberikan PR yang banyak, seperti Yunani, Thailand, dan Iran ternyata prestasi akademik murid mereka justru sangat buruk. Sebaliknya negara-negara seperti Jepang, Denmark, dan Czech Republic, yang murid-muridnya menempati ranking tertinggi prestasi akademik dalam skala dunia, ternyata guru-guru di negara ini memberikan sangat sedikit PR. Tujuannya agar anak bisa lebih banyak waktu luang bersama keluarga melakukan berbagai aktivitas di luar kegiatan sekolah, yang menarik minat mereka. Kemudian Prof Baker menyimpulkan bahwa semakin banyak PR yang diberikan kepada murid maka semakin buruk prestasi akademik yang dicapai.
5.      Seorang pendidik Amerika,   Alfie Kohn (2007) dalam bukunya  “No Contest: The Case Against Competition”, mempertanyakan mengapa banyak guru-guru  dan orang tua tetap memberikan pekerjaan rumah yang berlebihan pada anak, padahal tidak ada studi yang membuktikan pembelajaran tersebut memberikan keuntungan yang menyeluruh bagi perkembangan anak. Justru menurut Kohn, Pekerjaan rumah yang berlebihan dapat menjadi faktor detrimental bagi perkembangan anak karena ‘merampok’ saat-saat berkualitas mereka bersama keluarga, yang biasanya didapat di malam hari. Selain itu, juga tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk benar-benar menjadi anak-anak. Di Amerika, secara umum, pendidikan menggunakan pendekatan ‘Push Teachers’ untuk memberikan setumpuk pekerjaan rumah sebagai usaha untuk membangun karakter anak. Kohn berpendapat justru hal yang dipaksakan ini dapat membunuh intelektualitas anak dan mematikan kreatifitas mereka. Walaupun pendapat Kohn ini tidak didasarkan pada studi-studi kasus yang memadai, namun pendapatnya patut dipertimbangkan.
4.3 Pembahasan berdasarkan penelitian penulis
       Kita telah mengetahui dasar-dasar pembahasan mengenai PR seperti keterangan yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu, penulis akan membahas berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan.
Tabel 5 Diagram Pie Student Questionaire
No.
Pertanyaan
Diagram Pie
1
Menurut anda, apakah pemberian PR kepada siswa itu perlu ?
2
Setelah pelajaran selesai, pernahkah guru memberikan anda PR untuk membantu memahami apa yang telah diajarkan?
3
Pernahkah anda diberi PR sebagai bahan persiapan menghadapi pelajaran mendatang ?
4
Pernahkah anda diberi PR agar ilmu yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
5
Apakah PR yang diberikan dapat diselesaikan dalam waktu antara 1,5 sampai 2,5 jam setiap harinya ?
6
Apakah banyaknya PR mengganggu kebersamaan anda dengan keluarga serta libur akhir pekan anda, bahkan  menyita waktu tidur anda?
7
Apakah PR membantu anda untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang tua ?
8
Apakah PR membantu anda untuk lebih meningkatkan akses informasi seperti perpustakaan sekolah, internet dan lainnya ?
9
Menurut anda, apakah rajin mengerjakan PR yang banyak membantu anda meningkatkan nilai hasil belajar (raport)?
10
Apakah PR membantu anda dalam mengerjakan soal – soal ulangan?
11
Dari semua pertanyaan yang diberikan mana yang anda pilih :
a.       Anda mendapat PR yang banyak dan  sulit
b.      Anda mendapat PR yang mudah, sedikit, tapi menarik. (no overgiven homework system)
c.       Anda tidak mendapat PR sama sekali dengan syarat mengerti dan paham pelajaran yang telah disampaikan. (no homework system)


Penjelasan singkat :
1.      Dalam perlu atau tidaknya PR terhadap siswa full day school, memang lebih banyak 5% yang menjawab perlu, namun dilihat dari semua alasan responden mereka merasa terbebani oleh PR tersebut. Karena sudah seharian sekolah, mereka butuh space, butuh istirahat.
2.      Terlihat dari jawaban dan alasan responden, mereka telah mengetahui manfaat yang telah diberikan PR seperti membantu memahami pembelajaran yang telah diajarkan (practice), dapat menjadi bahan persiapan pelajaran mendatang (preparation), meningkatkan hasil belajar, membantu mengerjakan soal – soal ulangan, meningkatkan akses informasi, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari (extention), namun pada extention banyak alasan responden mengatakan lebih mengarah kepada teori/pemahaman daripada penerapan dalam kehidupan sehari – hari. Dari semua manfaat PR mayoritas responden mengetahui dan pernah diberikan PR semacam itu dengan hasil 69,16%.
3.      Dalam pemberian PR responden tidak menyukai PR yang menggangu waktu bersama keluarga, waktu tidur, dan libur akhir pekan. Karena waktu – waktu seperti itu biasanya terbatas. Dilihat dari alasan seolah – olah, space yang mereka dapatkan terbatas. Kebanyakan alasan berbunyi “ capek, lebih banyak butuh waktu sama keluarga, bikin liburan sibuk ngerjain tugas, banyak tugas deadline ”. Dalam questionare responden biasa mengerjakan PR lebih dari 2 jam. Responden tidak menyukai pemberian PR seperti itu dengan hasil 83,3%.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan hasil penelitian dari dampak Pekerjaan Rumah (PR) terhadap hasil belajar siswa full day school diperoleh kesimpulan, yakni sebagai berikut:
Responden mengakui bahwa PR itu diperlukan dalam pembelajaran di sekolah. Kemudian dampak positif dan negatif  dari pemberian PR bagi siswa full day school (responden) tergantung dari banyak atau sedikitnya PR, besarnya manfaat yang diberikan, sulit atau mudahnya dan menarik atau tidaknya PR tersebut.
5.2 Saran
       Setelah melakukan penelitian tentang dampak pekerjaan rumah terhadap hasil belajar siswa full day school penulis ingin menyampaikan beberapa saran, yakni sebagai berikut:
1.      Guru diharapkan lebih inovatif dan kreatif dalam memberikan PR agar mereka semangat dan tidak ada tekanan (no pressure). Kalaupun belum bisa seperti itu manfaatkan waktu mengajar di sekolah untuk mengusahakan siswa full day school yang menghabiskan waktu ±8 jam di sekolah itu mengerti dan paham tentang apa yang telah diajarkan. Sehingga mereka tidak memerlukan PR. Kemudian pulang ke rumah dan mendapatkan waktu – waktu berkualitas yang mereka inginkan.
2.      Salah satu solusi yang dapat penulis berikan adalah guru menerapkan sistem no overgiven homework. Yaitu pemberian PR secara tak berlebihan. Sebanyak 55% responden menyukai sistem ini. Dengan begitu tak mengganggu waktu – waktu terbaik mereka. Itu berarti responden menginginkan PR yang tidak berlebihan tetapi menarik. Singkatnya, guru diharapkan mengemas PR yang menunjang hasil belajar namun yang disukai dalam arti menarik.


Daftar Pustaka
http://www.artikata.com/arti-324325-dampak.php
http://indosdm.com/kamus-kompetensi-dampak
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?
Majalah Better Homes and Gardens
www.bhg.com/health-family/school/homework/the-real-meaning-of-homework
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15692.0
http://indramunawar.blogspot.com
http://id.shvoong.com/social-sciences/education
http://www.elook.org/dictionary/impact.html
http://www.businessdictionary.com/definition/impact.html
http://www.hyperdictionary.com/dictionary/homework
http://www.dictionary30.com/meaning/Homework
http://www.allwords.com/word-homework.html
http://www.studiesinaustralia.com/enquiry/general
http://wiki.answers.com/Q/What_is_the_definition_for_homework
http://www.thecuriousdreamer.com/dreamdictionary
http://www.wordnik.com
http://www.allwords.com
www.ldoceonline.com
http://cie.asu.edu
http://
williambuell.wordpress.com
www.macmillandictionary.com
www.detikhealth.com
www.wikipedia.com
 
www.asiacalling.org
http://
pendidikananakislam.blogspot.com/2008/08/perlukah-pr.html
www.adiwgunawan.com
http://
rivbloger.blogspot.com
www.thecaseagainsthomework.com
www.
stophomework.com/great-news
www.family-homework-answers.com
http://suharwatu5.blogspot.com
www.Lipi.go.id
http://mysydneyjourney.wordpress.com/2010/06/13/pr-pekerjaan-rumah-beban-atau-pembelajaran/
Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta http://1071ya.blogspot.com/2011/02/mengapa-efek-dari-pekerjaan-rumah.html
http://www.kidsource.com/kidsource/content/HOW_IMPORTANT_HOMEWORK.html
riwayat hidup
Cibinong, Kab. Bogor 2011
Ishmah Hanifah (091010049) lahir di Tangerang, pada tanggal 20 Januari tahun 1995, anak  pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Praptono Djunedi dan Ibu Nurhayati, beralamat di Perum. Griya Anggraini Blok D3/11 RT 04/11 Kec. Citeureup Kab. Bogor. Email : Ishmahhanifah@ymail.com.
       Penulis memulai pendidikan formal di TK Triple J pada tahun 1999-2000. Lalu  melanjutkan Sekolah Dasar di SDIT Al-Ustmaniyah pada tahun 2000-2006. Melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMPN 1 Citeureup pada tahun 2006-2009. Dan kemudian sampai saat ini penulis bersekolah di jenjang sekolah menengah atas di SMA Plus PGRI Cibinong pada tahun 2009- sekarang.